Wakil Dekan III Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya (FP-UB) Dr.Agr.Sc. Hagus Tarno, SP., MP sebagai perwakilan dari pihak akademisi Perguruan Tinggi melakukan penanaman pohon dalam rangka memperingati Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) yang jatuh setiap tanggal 21 Februari.
Kegiatan peringatan HPSN ini digelar oleh Pemerintah Kota Malang, dalam hal ini Dinas Lingkungan Hidup bekerja sama dengan Himpunan Penggiat Adiwiyata Indonesia (HPAI) DPW Malang Raya, di TPA Supit Urang, Senin (21/02/2022). Walikota Malang Drs. H. Sutiaji dan Wakil Walikota hadir pada kegiatan penanaman pohon ini.
Baca juga:
Sangkola dan Azmi Farahdiba Lestaluhu
|
“Penanaman pohon ini sebagai bentuk kepedulian akan lingkungan dan upaya pencegahan pemanasan global, ” jelas Hagus.
Dalam kegiatan ini, Hagus didampingi tujuh mahasiswa Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM). Para mahasiswa turut berperan dalam menyukseskan tim Eco Enzym dengan membagikan produk Eco Enzyme kepada seluruh peserta, sekaligus mempelajari lebih dalam mengenai Eco Enzym dan cara pembuatannya.
Hagus menyampaikan, kegiatan ini sekaligus sebagai awal kegiatan magang mereka dilingkungan Dinas Lingkungan hidup Kota Malang. Kegiatan magang ini akan berlangsung selama satu semester. Mereka ikut bekerjasama dengan kader-kader lingkungan dibeberapa wilayah Kota Malang untuk ikut menumbuhkan kepedulian masyarakat dalam pengelolaan sampah khususnya sampah organik.
“Dengan adanya partisipasi dari para mahasiswa beserta peserta lainnya diharapkan dapat menjadi agen perubahan bagi masyarakat sekitar untuk meningkatkan kepedulian akan pentingnya kebersihan, terlebih mampu memberikan kontribusi kepada dunia dalam pencegahan global warming, ” jelas Hagus.
Acara HPSN 2022 ini juga dihadiri oleh 48 sekolah di seluruh kota Malang, baik dari tingkat SD, SMP, dan SMA/sederajat. Walikota Malang Drs. H. Sutiaji menyampaikan tentang pentingnya menjaga lingkungan terutama dari ancaman pemanasan global yang sedang terjadi.
HPSN 2022 menjadi peringatan penting bagi masyarakat Indonesia untuk peduli terhadap sampah yang dihasilkan setiap tahunnya. HPSN ditengarai karena adanya ide dari banyak pihak untuk mengenang peristiwa di Leuwigajah, Cimahi, Jawa Barat tanggal 21 Februari 2005. Tragedi tersebut menyadarkan masyarakat bahwa sampah dapat menjadi ancaman serius bagi lingkungan maupun membunuh manusia. (Ryt/Irene/Jon)